Rabu, 11 Juni 2014

MALAM NISFU SYA'BAN


       Tidak terasa sudah memasuki bulan Sya’ban atau bulan Ruwah kalau dalam penanggalan Jawa. Yang berarti sebentar lagi akan memasuki bulan yang selalu ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam pada khususnya, ya Bulan Ramadhan. Di bulan Sya’ban atau Ruwah (arwah) umumnya masyarakat Jawa mempunyai tradisi turun-temurun yaitu tradisi nyadran. Yakni mendoakan para arwah leluhur yang telah meninggal yang biasanya dilaksanakan di masjid, rumah sesepuh desa atau bahkan sekitar kuburan, tapi kebanyakan acara sering dilaksanakan di masjid atau musholla. 
Kali ini saya bukan akan membahas tradisi nyadran, sebenarnya saya juga masih bingung bahkan kurang begitu mengerti tentang judul yang akan saja jelaskan ini, meskipun saya sudah sering mendengar kata-kata itu. Tapi karena kurang mengerti dan didorong oleh rasa keinginantahuan itulah makanya saya mencoba mencari referensi untuk kemudian memaparkannya.  
NISFU SYA’BAN. Mungkin diantara kalian sudah tidak asing atau bahkan sudah paham betul tentang istilah tersebut.  
Sya’ban adalah bulan ke-8 dalam kalender Islam, peringatan Nisfu Sya’ban tidak hanya dilakukan di Indonesia saja. Al-Azhar sebagai yayasan pendidikan tertua di Mesir bahkan di seluruh dunia selalu memperingati malam yang sangat mulia ini.
Karena bulan Sya’ban terletak di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan, karena diapit oleh dua bulan mulia ini, maka Sya’ban seringkali dilupakan. Padahal semestinya tidaklah demikian. Dalam bulan Sya’ban terdapat berbagai keutamaan yang menyangkut peningkatan kualitas kehidupan umat Islam, baik sebagai individu maupun dalam lingkup kemasyarakatan. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan Aisyah, bahwa Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa (sunnah) lebih banyak daripada ketika bulan Sya’ban. Periwayatan ini kemudian mendasari kemuliaan bulan Sya’ban di antar bulan Rajab dan Ramadhan.

Karenanya, pada bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak berdzikir dan meminta ampunan serta pertolongan dari Allah SWT, walaupun dalam kesehariannya umat Islam juga telah berusaha untuk banyak berdzikir dan meminta pertolongan dari Allah SWT.

Dari sinilah umat Islam, berusaha memuliakan bulan Sya’ban dengan mengadakan shodaqoh dan menjalin silaturrahim. Umat Islam di Nusantara biasanya menyambut keistimewaan bulan Sya’ban dengan mempererat silaturrahim melalui pengiriman oleh-oleh yang berupa makanan kepada para anak yatim piatu, orang2 yg membutuhkan, kerabat, sanak famili dan kolega kerja mereka. Tradisi ini menyimbolkan persaudaraan dan mempererat ikatan silaturrahim kepada sesama Muslim.

Kegiatan Nifsu Sya’ban menurut sebagian Ulama, yaitu antara lain:

1. Sholat fardlu Maghrib
2. Membaca Surah Yassin 3 kali
3. Membaca doa Nifsu Sya’ban
4. Menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan memperbanyak dzikir, shalawat, doa dan istighfar.

Tentang keutamaan sya'ban :

Rasulullah saw bersabda,: 
“Allah mengawasi dan memandang hamba hamba Nya di malam nisfu sya’ban, lalu mengampuni dosa dosa mereka semuanya kecuali musyrik dan orang yg pemarah pada sesama muslimin” (Shahih Ibn Hibban hadits no.5755)

Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya'ban:
Sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya'ban Allah SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Karepa pada malam ke-15 bulan Sya’ban nanti, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.

Syaikh‘Abdul Qadir al-Jailaniy berkata:
“Malam Nishfu Sya’ban adalah malam yang paling mulia setelah Lailatul Qodr.” (Kalaam Habiib ‘Alwiy bin Syahaab)

Berkata Imam Syafii rahimahullah : 
“Doa mustajab adalah pada 5 malam, yaitu malam jumat, malam idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama bulan rajab, dan malam nisfu sya’ban” (Sunan Al Kubra Imam Baihaqiy juz 3 hal 319).   
     
      Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita dan dapat mendorong kita untuk selalu dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa.


Referensi: http://www.benderaaswaja.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar